Prodi Akuntansi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta kembali mengadakan Kuliah Umum. Kali ini bertemakan “Implementasi Ajaran Tamansiswa Tri-N dalam Creative Technopreneurship”, diikuti oleh semua mahasiswa semester 6 yang mengambil mata kuliah Creatif Technopreuneur. Pada acara ini, Prodi menampilkan praktisi Ir. Hj. Shofia Nugrahani, M.M. yang berkompeten dalam hal enterpreunerhip.
Dalam pemapaparannya Shofi mengatakan bahwa berani menjadi seorang entrepreneur di usia muda berarti membangun kemandirian lebih dini. Usia muda berarti memiliki ide yang lebih kreatif dan inovatif serta memiliki energi untuk berani mengambil resiko, lebih adaptif dengan perkembangan teknologi dan fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan selera pasar. Masalahnya adalah saat ini para pemuda hanya sedikit yang benar benar tertarik dengan dunia wirausaha, dengan berbagai alasan. Yang terbanyak adalah mereka takut mengambil resiko, tidak peka dengan peluang, dan merasa aman di zona nyaman. Bahkan untuk menggali ide usahapun, sisi kreatifnya jarang dimunculkan. Yang ada mereka hanya sekedar meniru bisnis lain yg lebih dulu sukses.
Padahal prinsip Tri-N dalam ajaran Tamansiswa yaitu Niteni, Nirokke, Nambahi adalah bukan sekedar meniru, tapi memberi nilai tambah, berinovasi, menyuntikkan ide baru, dan bahkan membangun keunggulan. Shofi melanjutkan bahwa menjadi seorang entrepreneur di usia muda bukan hal yang mustahil, walaupun butuh proses belajar dan butuh keberanian untuk keluar dari mindset lama bahwa setelah lulus kuliah tujuannya adalah mencari kerja. Harusnya generasi muda berpikir lebih berani, yaitu menciptakan pekerjaan bukan minta pekerjaan. Begitu bagian dari yang di sampaikan narasumber.
Gambar 1
Bersama beberapa mahasiswa
Mahasiswa terlihat antusias mengikuti kuliah umum tersebut, dengan ditunjukkan banyaknya peserta yang bertanya serta sharing di sesi tanya jawab. Di akhir acara, mahasiswa diminta untuk membuat kelompok bisnis sesuai dengan pasion mereka masing-masing. Ada sekitar 18 kelompok bisnis yang terbentuk, dari mulai kuliner, otomotif, MUA, foto both hingga minat pada barang antik. Kelompok tersebut selanjutnya akan diminta untuk membuat proposal bisnis yang akan di presentasikan di depan dosen masing-masing, yang akan diteruskan dengan praktik bisnis dengan menerapkan proposal yang sudah di acc dosen.
Gambar 2
Narasumber dan para dosen Creative Technopreuneur
Praktik bisnis ini akan mengisi satu semester pembelajaran, dan akhir semester Prodi akan menggelar bazar, sebagai puncak dari praktik bisnis mata kuliah Creatif Technopreuneur. Tentu saja dengan mengimplementasikan ajaran Tamansiswa Tri-N. Niteni, Niroke dan Nambahi, atau ATM (amati, tiru, menambahi).
Dengan kuliah umum ini diharapkan, mahasiswa mempunyai bekal ilmu dan sedikit pengalaman dalam membuka bisnis baru, mengerti dan mampu menyusun studi kelayakan bisnis, serta mampu menggunakan tekhnologi dalam menjalankan bisnisnya. Sehingga setelah lulus, mereka bukan saja menjadi sarjana akuntansi tapi juga mampu membuka lapangan usaha sendiri dengan mengimplementasikan Tri-N
(Penulis: Sri Lestari Yuli Prastyatini)