Jakarta - Negara Finlandia diberikan predikat sebagai kota yang paling dipuji karena sistem pendidikan yang terbaik. Rupanya, sistem pendidikan negara tersebut sudah diterapkan sejak lama oleh bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara dalam buku yang diterbitkan pada 1930-an berjudul, Tut Wuri Handayani."Buku Tut Wuri Handayani yang ditulis Ki Hajar Dewantoro adalah apa yang diterapkan di Finlandia. Di dalam buku itu disebutkan bahwa sekolah itu adalah taman, taman bukan yang membuat anak takut, tapi taman menyenangkan untuk belajar dan bermain," ujar Anies kepada wartawan di Kantor Kemdikbud, Senayan, Senin (1/12/2014).Anies beranggapan, apabila misi bapak pendidikan menjadikan sekolah menjadi taman bermain dan belajar, mungkin tak ada salahnya apabila Indonesia mengembalikan sekolah menjadi taman, sebagai tempat belajar yang menyenangkan."Lalu kenapa kita tidak kembalikan sekolah menjadi taman, tempat belajar yang menyenangkan?" tanya Anies."Hasil evaluasi, pertemuan dengan guru dan dinas pendidikan, bukanlah Ini untuk menentukan target tahun depan, tapi evaluasi dan kondisi tiap daerah masing-masing. Jangan sampai, orang Jakarta membuat rumus pendidikan sesuai dengan apa yg dirasakan di Jakarta," sambungnya.Untuk merubah dunia pendidikan Indonesia, birokrasi merupakan tempat pertama yang harus melakukan perombakan."Birokrasi pendidikan harus berubah. Ukur diri, turun ke lapangan, dinas keliling ke sekolah, Hadiri upacara, hadiri Kelompok Kerja Guru (KKG), hadiri Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan lihat situasinya. Lalu libatkan semua, jangan jadi pengelola pendidikan daerah yang menjalankan pendidikan lewat institusi briorkasi," kata mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
"Tujuan pertemuan tadi adalah wake up call, jangan anggap masalah ini tak akan kita temukan tahun depan. Saya Akui, pemerintah? pusat belum menjadi fasilitator dan mentor untuk mengembangkan kapasitas, masih berupa instruksional. Kita harus berubah menjadi mutual support, karena sebenarnya yang paling dekat dengan masalah pendidikan adalah yang berada di kabupaten/kota," pungkasnya.
3 Konsep Ki Hajar Dewantoro
Dalam kesempatan ini, Anies juga menyinggung mengenai konsep Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Itu adalah konsep pendidikan yang dicetuskan oleh bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantoro.
Tut Wuri handayani pun, sampai saat ini menjadi sebuah slogan sekaligus ciri khas dan karakter pendidikan tanah air. Kata itupun sampai sekarang masih berada di seragam para murid Indonesia.
"Apabila kita berbicara yang menyangkut support? dan lain-lain, jangan memakai policy yang sifatnya payung. Tapi pemikiran Ki Hajar Dewantoro lah yang harus disosialisasikan," kata Anies.
Walaupun realisasi pasti mengenai pengangkatan derajat perguruan Taman Siswa belum ada, namun pola pikir Ki Hajar Dewantoro harus kembali ditanamkan kepada semua pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan, baik guru ataupun murid.
Buku Tut Wuri Handayani yang ditulis Ki Hajar Dewantoro, yang berisikan pemikirannya mengenai masa depan pendidikan Indonesia, sayangnya diindahkan begitu saja. Buku bersejarah yang menjadi ujung tombak semangat pendidikan pertama tersebut pun, ironisnya sudah sangat sulit untuk didapatkan.
"Buku ini terbitannya sudah tidak ada. Kalau tidak ada yang terbitkan, nanti pemerintah saja yang terbitkan. Nanti kita akan terbitkan secara berseri. Tulisan ini memang sangat lama, tapi membacanya, seolah-olah kita seperti berhadapan dengan fenomena sekarang," kata Anies.
Pemikiran yang disumbangkan Ki Hajar Dewantoro dalam bukunya, menurut Anies harus menjadi rujukan utama pagi para pengajar. "Training guru, harus merujuk kepada apa yang ditulis Ki hajar dan menjadi rujukan utama," tutupnya.